Secara Teknis PSM Belum Siap ke Liga Super
Secara Teknis PSM Belum Siap ke Liga Super
PSM Makassar harus cepat-cepat berubah membenahi kekurangannya sebelum terjun ke kompetisi Liga Super yang dimulai 12 Juli nanti. Dari sekian uji coba selama ini, tim kebanggan warga Sulawesi Selatan ini secara fisik dan teknis ternyata belum siap bersaing.
Gagal mengalahkan tim-tim elit sekelas Persik Kediri dan Arema Malang saat uji coba di liga Jatim adalah fakta paling nyata bahwa PSM belum mensejajarkan dirinya dengan tim-tim Liga Super lainnya. PSM hanya bisa bertaring saat uji coba melawan tim divisi utama atau tim amatir seperti Gresik United, Persisam Samarinda, atau Persibo Bojonegoro.
Paling nyata lagi, PSM dipermalukan Persipura Jayapura 0-1 yang justru terjadi di kandangnya sendiri saat laga uji coba, 1 Juni lalu. Secara teknis saat melawan Persipura, PSM sebenarnya unggul dalam hal sentuhan yang dalam catatan Asisten Pelatih PSM, Hanafing mencapai angka 555
"Kami menang dalam hal penguasaan bola tapi tingkat kesalahannya tinggi mencapai 28 persen. Sentuhan tinggi karena main sebagai tuan rumah hingga mobilitasnya tinggi, faktor motivasi juga tinggi karena dorongan suporter," kata Hanafing di Lapangan Karebosi, Makassar, Kamis (3/7).
PSM juga banyak memiliki peluang mencetak gol tapi percuma karena tidak efektif dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan pemain. Bandingan dengan Persipura yang sentuhannya lebih rendah pada angka 523 tapi tingkat kesalahannya hanya 12 persen hingga mereka main sangat efektif. Artinya Persipura memiliki sedikit peluang tapi bisa cetak gol.
Jika mau dinilai dengan menggunakan standar klub di Liga Super angka-angka tadi belum menunjukkan PSM sebagai tim yang layak bermain di Liga Super. Standar klub Liga Super minimal kesalahan yang dilakukan harus dibawah 20 persen dan tingkat sentuhan minimal diangka 600.
Sebagai contohnya, saat Sriwijaya FC main di laga final Copa Dji Sam Soe 2007 lalu. Sriwijaya yang menjadi juara waktu itu melakukan sentuhan sebanyak 650 dan tingkat kesalahannya hanya 10 persen. Tim Liga Super tidak memberikan kesempatan sedikitpun kepada pemain untuk membuat kesalahan.
Wajar saja jika PSM hanya bisa menang atas tim-tim sekelas Divisi Utama yang kebanyakan tradisi mainnya tanpa mengandalkan teknik. PSM pasti keok saat melawan tim yang mengandalkan teknik tinggi dan permainan cantik.
Ini tentu menjadi tanggung jawab Pelatih PSM, Radoy "Rudi" Minkovski dan segenap asistennya termasuk penasihat hal-hal yang berhubungan teknis di PSM. Rudi harus segera menemukan pemecahan masalah ini. Jika PSM tidak ingin menjadi bulan-bulanan lawannya di Liga Super.
Jika dicermati latihan rutin PSM, sangat wajar jika tim ini lemah dalam hal-hal teknis. Materi latihan PSM selama ini sangat jarang melakukan simulasi teknis di semua lini (depan, tengah, belakang). Rudi lebih suka mengajari anak asuhnya bagaimana cara mengumpan yang benar dan lebih dominan kepada masalah fisik.
Standar situasi saat tim menyerang dan diserang dengan pola yang digunakan (4-4-2) juga tidak pernah diajarkan Rudi. Parahnya lagi pelatih asal Bulgaria ini selalu meyalahkan pemain saat kalah tanpa mengevaluasi tentang apa yang pernah diajarkan kepada anak asuhnya.
[TTM]
Jumat, 04 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar