Sabtu, 31 Mei 2008

AS Roma akan Bawa Pemain Muda Berbakat Indonesia ke Italia


AS Roma akan Bawa Pemain Muda Berbakat Indonesia ke Italia
Janji Direktur Teknik Sekolah AS Roma untuk Asia dan Oceania, Ramon Turone, untuk memboyong anak berbakat dari Indonesia ke AS Roma, tampaknya bukan sekedar isapan jempol belaka. Terbukti, usai memberikan coaching clinic kepada sekitar 350 anak berusia 10 – 14 tahun di lapangan latihan timnas Indonesia, Kamis (29/5) pagi, mantan bitang AS Roma ini menyatakan terkesan pada satu orang anak.

Pemain dimaksud adalah Rafly. Bocah berusia sembilan tahun yang tercatat sebagai siswa di Sekolah Sepakbola Villa 2000 ini. telah mencuri perhatian Ramon. Bahkan, ia mengaku kagum dengan skill bermain sepakbola yang ditunjukkan Rafly, yang menurutnya diatas rata-rata. Selain itu, Ramon pun memuji visi bermain Rafly yang dianggapnya bagus, meski diusianya yang masih belia.

Hal itu bisa dimaklumi, karena meski bermain dengan pemain yang lebih tua darinya, Rafly tetap bisa menampilkan permain cantiknya. Beberapa kali ia mampu melewati lawannya dalam sesi game yang mereka mainkan.
Ramon telah berpesan kepada pihak penyelenggara coaching clinic itu, agar Rafly bisa mempertahankan penampilannya hingga berusia 12 tahun. Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka Rafly siap diboyong ke Italia, guna berlatih bersama dengan tim junior AS Roma. [Goal (Yuslan Kisra)]

Timnas Kembali ke Formasi 4-3-3


Timnas Kembali ke Formasi 4-3-3
Tim nasional (timnas) Indonesia kembali ke pakem lama.Tim Merah Putih berencana mengadopsi formasi 4-3-3 yang pernah dikembangkan Pelatih Ivan Venkov Kolev.

Formasi ini rencananya mulai diterapkan saat menjalani training camp (TC) di Surabaya, Minggu (1/6). Pelatih Timnas Benny Dollo menyatakan, Merah Putih tidak harus terpaku pada satu skema permainan. Namun, beberapa alternatif formasi wajib disiapkan. Dipilihnya formasi 4-3-3 lantaran Ponaryo Astaman dkk harus mengasah kemampuan menyerang.

Namun, formasi 4-5-1 varian 4-2-3-1 atau 4-4-2 yang sebelumnya sudah digunakan tetap dipertahankan. ’’Kami harus bermain lebih menyerang lagi. Dengan begitu, peluang terjadinya gol semakin besar. Skema itu selanjutnya dikembangkan untuk menyesuaikan standar ASEAN.Pemain harus terbiasa dengan beberapa pola.Kami yakin pemain akan cepat beradaptasi,meski persiapan kami terbatas,” ungkap Benny kepada SINDO,kemarin.

Ponaryo dkk memiliki waktu persiapan sangat pendek sebelum menghadapi Malaysia pada partai uji coba, Jumat (6/6).Selang lima hari berikutnya, mereka akan menjajal kekuatan Vietnam.Bendol– sapaan Benny Dollo– menambahkan, tidak ada pressure yang kuat saat menghadapi kedua tim tersebut dibandingkan saat menjamu Bayern Munich, Rabu (21/5) di SUGBK.

’’Kami sudah mengenal karakter mereka.Yang pasti, pemain lebih rileks. Pemain memang mengalami tekanan saat menghadapi Bayern. Beberapa kelemahan juga akan dibenahi saat TC di Surabaya nanti. Kami tetap memperhatikan penyelesaian akhir. Toh, skema penyerangan sudah bagus.Kami juga berusaha mengurangi kepanikan pemain saat tekanan itu datang,”lanjutnya.

Namun,cedera justru menjadi hantu menakutkan bagi Bendol.Sebab,mantan Pelatih Persita Tangerang ini mengaku punya record buruk dengan cedera pemain. Imbasnya,mereka pun kembali memanggil Nova Arianto dan Ade Suhendra untuk mem-back up M Ridwan dan Arif Suyono yang belum terbebas dari cedera.

’’Saya berharap timnas bukan lagi tempat terapi cedera. Saya takut kejadian pada 2001 terulang kembali.Waktu itu banyak pemain cedera sekembalinya dari memperkuat tim asal mereka.Saat ini beberapa pemainmulaimemperkuattim asal mereka,”tandasnya. Sementara itu, Asisten Pelatih Timnas Widodo C Putra mengaku kondisi mental Ponaryo dkk tetap stabil pascakekalahan 1-5 dari Bayern.

’’Kondisi psikologi pemain tetapbagus. Sekarangkamiharus secepatnya mencetak gol. Kami tetap melihat kerja sama tim.Kami berharap bisa mendapatkan lapangan berstandar internasional,”pungkasnya. [sindo]
Topik Terkait :

Simulasi Jelang Piala AFF

Simulasi Jelang Piala AFF
Mulai besok, skuad Tim Nasional (Timnas) Indonesia kembali ke pemusatan latihan. Ponaryo Astaman dkk bakal digenjot di Surabaya. Selama di Kota Pahlawan, punggawa Merah Putih tidak sekadar berlatih, tapi juga menjalani dua partai uji coba internasional.

Pertama, menghadapi Malaysia di Gelora 10 Nopember, Surabaya, pada 6 Juni nanti. Lima hari kemudian di tempat yang sama, skuad Merah Putih dijajal Vietnam. Karena jarang tampil di Surabaya, amunisi timnas berjanji menyuguhkan sajian menarik bagi publik sepak bola Surabaya dan Jawa Timur.

"Kami tentu tidak ingin membuat kecewa publik Surabaya dan Jawa Timur," ujar Markus Horison, kiper timnas.

Karena itu, mereka berharap agar publik Surabaya dan Jawa Timur berbondong-bondong ke stadion. Bukan sekadar menonton tentunya, tapi juga mendukung perjuangan timnas. "Main di Surabaya seperti main rumah saya sendiri. Karena itu, saya ingin menampilkan yang terbaik bukan hanya untuk timnas dan tapi juga penonton," ujar Nova Arianto, stopper timnas.

Selain berhasrat memberikan sajian apik buat publik Surabaya dan Jawa Timur, ada misi lain yang diusung pemain timnas dalam uji coba di Surabaya. Misi tersebut adalah mengenali permainan Malaysia dan Vietnam.

"Mereka kan calon lawan kami di Piala AFF. Jadi, uji coba nanti sangat baik untuk mengenal karakter mereka," sebut Markus.

Ya, Malaysia dan Vietnam merupakan rival Indonesia di Piala AFF Desember nanti. Vietnam bahkan bisa disebut sebagai lawan tangguh yang punya potensi menjuarai Piala AFF. Malaysia dan Vietnam sangat memungkinkan bersua Pasukan Garuda di babak penyisihan grup.

Karena itu, uji coba nanti memang sangat tepat untuk mempelajari permainan keduanya sekaligus menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi keduanya. "Ya, uji coba nanti bisa menjadi arena simulasi menuju Piala AFF," tutur Markus. [jawapos]

SAD Indonesia Akui Keunggulan Penarol

SAD Indonesia Akui Keunggulan Penarol

sadv10.gif Tim SAD Indonesia tak mampu mencuri angka dari tim tangguh Penarol dalam lanjutan Liga Uruguay U-17 (Quinta Division) 2008, Sabtu (24/5). Syamsir Alam dkk harus mengakui keunggulan Penarol dengan skor 3-0. Dua gol tim lawan tercipta di babak pertama, sementara satu lagi di babak kedua.

Masih menggunakan pola 4-3-1-2, pelatih Cesar Payovich menurunkan Tri Windu sebagai penjaga gawang. Kuartet pertahanan dipercayakan kepada Alfin, Reffa Money, Ferdiansyah dan Taji. Tiga gelandang sentral diisi oleh Zaenal, Ridwan dan Ismail. Pemain mungil Rinaldi Gunapradiptha berperan sebagai gelandang serang di belakang duet striker Syamsir Alam dan Yandi Sofyan.

Lawan yang dihadapi oleh Indonesia kali ini memang jauh lebih kuat dibandingkan pekan lalu saat membantai Boston River 8-0. Penarol memiliki keunggulan dalam hal fisik dan teknik. Babak pertama menjadi milik tim Penarol yang berhasil mencetak dua gol.

Ketinggalan dua gol membuat pemain SAD Indonesia bermain lebih menyerang. Hasilnya, beberapa peluang tercipta melalui Syamsir Alam dan Sahlan Sodik yang masuk menggantikan Yandi Sofyan. Namun, tak ada yang berhasil menjadi sebuah gol. Justru tim lawan yang berhasil menambah satu gol sekaligus menutup pertandingan dengan skor 3-0.

Pelatih Cesar Payovich melakukan empat kali pergantian pemain dalam laga menghadapi Penarol. Sahlan Sodik menggantikan Yandi Sofyan, Feri menggantikan Taji, Bayu menggantikan Ismail dan Davitra menggantikan Ferdiansyah.

Pekan depan, lawan yang akan dihadapi oleh SAD Indonesia adalah klub Bella Vista.

Sementara itu, seluruh pemain SAD Indonesia telah menyelesaikan ujian akademik yang diberikan oleh guru-guru dari sekolah Ragunan minggu lalu. ” Materi ujiannya cukup sulit. Padahal kita sudah belajar lewat modul yang dikirim sebelumnya,” kata kiper SAD Indonesia, Tri Windu.

Kesulitan yang dialami pemain dalam menempuh ujian akademik memang patut dimaklumi. Pasalnya selama di Uruguay, jadwal mereka cukup padat. Selain disibukkan oleh jadwal latihan dan pertandingan, mereka juga harus belajar bahasa Spanyol. Sementara, untuk mata pelajaran akademik, haris dipelajari secara sendiri-sendiri.

” Rencananya setelah satu tahun belajar bahasa Spanyol, para pemain akan menjalani pendidikan akademik di sekolah yang terdapat di Uruguay,” kata ketua BTN, Rahim Soekasah. (asp)