Jumat, 19 September 2008

Tiket Pertandingan Persib Sudah Dapat Dipesan

Menyusul kepastian diizinkannya Persib Bandung tampil di stadion Si Jalak Harupat kala menjamu PSIS Semarang (22/9) dan Pelita Jaya (25/9) mendatang, panpel Persib menyatakan bahwa tiket pertandingan sudah dapat dipesan mulai Jumat (19/9) pukul 09.00.

Tiket kedua pertandingan tersebut akan tersedia di sekretariat panpel di Komplek Stadion Persib, Jalan Ahmad Yani, Bandung.

"Silakan bagi bobotoh yang ingin memesan tiket sudah bisa dipesan mulai Jumat (19/9) pukul 09.00. Untuk pemesanan tiket ini, kami akan buka mulai pagi sampai malam hari. Hal ini ditempuh semata- mata untuk melayani kepentingan bobotoh," ujar ketua panpel Persib Iwan Kartiwan.

Harapan bobotoh agar pemesanan tiket Persib dipusatkan di satu tempat mendapat respon positif dari pihak panpel dengan memusatkan penjualan tiket di secretariat panpel. Tiket pertandingan sendiri dijual masing-masing seharga Rp 80 ribu untuk VIP, Rp 15 ribu untuk tribun timur, dan Rp 10 ribu untuk tribun utara-selatan.
[fz/bolaindo]

BLI Cari Solusi Meminimalisir Kersuhan

Rentetan kasus anarkis yang menodai Indonesia Super Leagu (ISL) membuat Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) prihatin. Betapa tidak, dalam sepekan ini, terjadi dua kerusuhan suporter, yakni di partai Arema Malang versus PKT Bontang pada 13 September dan PSM Makassar saat menjamu Persela Lamongan di Stadion Andi Mattalatta pada 15 September.

Sanksi memang sudah diketuk saat sidang Komisi Disiplin (Komdis) dilangsungkan pada Rabu (17/9) lalu. Namun, persoalannya tidak hanya upaya penegakan hukum saja yang harus dilakukan. Tapi, penyadaran ke setiap klub untuk bisa melangsungkan pertandingan dengan lebih nyaman juga harus dilakukan.

Itu diperlukan karena ternyata efek jera yang diberikan kepada klub maupun suporter belum sepenuhnya berhasil. Terbukti, pendukung Arema yang sudah mendapatkan sanksi kembali berulah dengan selalu menggunakan dalih kepemimpinan wasit yang tidak maksimal.

Karena itu, Joko Driyono, direktur kompetisi BLI, mengungkapkan bakal mencari cara agar tingkat ketertiban dan kenyamanan melihat pertandingan bisa semakin meningkat. Dia bakal memasukkan pemikiran itu untuk program BLI ke depan.

”Kami memiliki beberapa alternatif untuk mendekati klub-klub agar bisa sama-sama berupaya kasus yang terjadi ini tidak kembali terulang,” katanya kemarin (18/9).

Hanya, pria asal Ngawi itu tidak secara jelas mengungkapkan bentuknya. Dia hanya memberikan sinyal adalah dengan secara rutin mengunjungi klub-klub tanah air untuk membangun pemahaman mengenai penyelenggaraan sepak bola yang baik.

Disinggung apakah sanksi yang belum menimbulkan efek jera karena terlalu ringan? Joko menanggapi dengan diplomatis. ”Kami tidak berpikir memisahkan sepak bola dengan penonton. Karena itu, sanksi hukuman tanpa penonton tidak terlalu banyak. Kami lebih memilih memperbanyak denda,” tuturnya.

”Itu dilakukan karena sepak bola ini kan sudah memiliki kaitan dengan banyak hal. Salah satunya adalah sponsor. Karena itu, hal-hal yang berkaitan juga harus diperhatikan,” sambungnya.

foto by ongisnade
[cepos]

Kamis, 18 September 2008

PSMS Merasa Sering Dirugikan Wasit

Akhirnya Erick Williams tak kuasa lagi untuk menahan rasa kesalnya terhadap kepemimpinan wasit di ajang Indonesian Super League (ISL) 2008 yang tengah berlansung. Dalam beberapa pertandingan yang telah dilewatinya bersama tim Ayam Kinantan, dirinya menilai jika wasit kerap mengeluarkan keputusan kontroversial yang merugikan PSMS.

Hal tersebut diutarakan Erick Williams kepada wartawan koran ini via sambungan telepon, kemarin (17/9). Baginya hasil imbang yang didapat saat menjamu Persitara Jakarta Utara, lebih karena faktor non teknis dibanding alasan teknis.

“Saya sangat yakin bahwa faktor non teknis sangat menguasai ajang ISL. Saya punya rincian data yang menunjukkan kerugian yang kita terima karena alasan tersebut,” terang Erick.

Apalagi rincian kerugian yang dialami PSMS tersebut masih terekam secara jelas di benak pelatih asal Australia itu.

Menurutnya, saat menghadapi Persitara kemarin, gol yang terjadi untuk kubu Persitara berbau offside namun wasit tetap kukuh dengan pendiriannya yang menyatakan gol tersebut sah.

Tak hanya kala bermain dengan Persitara yang dijadikan acuan jika PSMS kerap dirugikan wasit. Dengan tegas pria yang pernah menjadi allenatore Timnas U-17 ini juga mengatakaan bahwa saat menjamu Persib Bandung pun, Erick menilai bahwa Fadli Hariri dkk dirugikan wasit dengan keluarnya beberapa keputusan yang kontroversial.

Erick menyatakan jika Persib mendapat hadiah penalti dari wasit Jimmy Napitupulu karena Aun Karbini menyentuh bola di kotak terlarang, maka, sejatinya PSMS juga harus mendapatkan hal yang sama ketika salah seorang pemain Persib menyentuh bola di kotak terlarang.

“Tapi handsball yang dilakukan oleh pemain Persib tadi, sama sekali tak digubris wasit. Dan ini jelas merugikan kita,” tandas Erick.

Dari serangkaian pertandingan yang dilakukan oleh tim berjuluk Ayam Kinantan ini, Erick menyatakan bahwa yang paling disesalinya adalah tatkala PSMS takluk 1-2 dari Persiba.

Menurutnya, dua gol yang diciptakan oleh para pemain Persiba perlu dipertanyakan keabsahannya. “Satu gol berbau offside, sedangkan satu gol lainnya akibat aksi tak sportif yang dilakukan salah seorang pemain Persiba. Tapi seperti yang saya katakan tadi, wasit selalu saja merugikan kita dengan keputusan-keputusan yang sangat irrasional,” sesal Erick.

Pastinya, Erick tak akan menyesal jika saja tim besutannya takluk dari tim-tim tangguh dengan kemampuan yang benar-benar teruji. “Tidak! Secara kualitas kita tak kalah dari mereka. Bahkan saya cenderung mengatakan bahwa permainan kita masih selevel dengan mereka,” ketus Erick.

Ditengarai, salah satu penyebab kenapa PSMS kerap dirugikan wasit setiap kali berlaga di ajang ISL, karena klub yang berdiri tahun 1950 ini tak melakoni pertandingan home di hadapan pendukungnya sendiri, sehingga membuka kesempatan bagi para wasit untuk bertindak sesuka hati, tanpa merasa takut dilecehkan para suporter fanatik PSMS.

Dalam beberapa kesempatan menggelar pertandingan home, Fadli Hariri dkk melakoninya di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta dan Stadion Jatidiri Semarang.

“Jangankan suporter PSMS, para penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan itu pun bisa di hitung dengan jari. Imbasnya bisa dilihat sendiri ketika PSMS menjamu Persitara. Begitu banyak pemain kita yang dijatuhkan di kotak penalti, namun tak sekali pun wasit memberikan hukuman kepada Persitara,” beber Erick.

Sementara itu terkait kondisi para pemainnya, Erick menilai jika mental bertanding serta konsistensi punggawa tim Ayam Kinantan sedang tinggi-tingginya. [sumutpos]

TImnas Spekulasi Ikut Myanmar Cup

PSSI memutuskan tim nasional (timnas) senior Indonesia mengikuti Myanmar Challenge Cup, 9–18 Oktober 2008. Tapi, partisipasi timnas ini berbau spekulasi.

Mereka takkan mendapatkan lawan-lawan tangguh karena kontestan lainnya kemungkinan hanya menurunkan tim kelas dua alias timnas junior. Myanmar Challenge Cup akan diikuti enam negara, yakni China, Thailand, India, Maladewa, Indonesia, dan tuan rumah Myanmar. Namun, China, Thailand, dan India kemungkinan hanya menerjunkan pemain-pemain U-21 atau U-23.

“Memang ada selentingan kabar bahwa beberapa negara tidak menerjunkan timnas senior. Padahal, kami berharap mendapat lawan-lawan kuat pada kejuaraan itu,” kata Pelatih Timnas Benny “Bendol” Dollo kemarin.

Kejuaraan Myanmar Challenge Cup sebenarnya hanya alternatif kedua, setelah pembatalan uji coba ke Uni Emirat Arab. Padahal, uji coba ke negara padang pasir tersebut sangat penting mengingat timnas butuh lawan tangguh sebelum tampil di Piala AFF, 5–28 Desember mendatang. Bendol membeberkan bahwa pasukannya akan berangkat ke Myanmar pada 7 Oktober dengan membawa 24 pemain.

Namun, dia tidak merinci nama-nama pemain tersebut karena kondisinya masih terus diawasi. Kendati demikian, Bendol memastikan 18 pemain yang tampil di Piala Kemerdekaan kemungkinan besar tetap dipertahankan. Dengan demikian, ada lima pemain tambahan yang masih belum diketahui namanya. Terkait hal itu, Asisten Pelatih Timnas Widodo Cahyono Putra mengatakan, pihaknya sebenarnya telah mengantongi pemain tambahan selain 18 pemain andalan di Piala Kemerdekaan. Namun, pemain-pemain tersebut masih dalam pantauan intensif saat tampil di Kompetisi Liga Super Indonesia.

“Saya tidak bisa menyebut nama sekarang. Sebab, kami juga masih membuka peluang kepada pemain lain yang memang memiliki kualitas,” ujar mantan striker Petrokimia Putra Gresik ini. Timnas senior sebenarnya masih memiliki kesempatan uji coba selain mengikuti Myanmar Challenge Cup. Timnas dijadwalkan minimal melakoni tiga uji coba di dalam negeri dan tiga uji coba ke luar negeri sebelum tampil di Kejuaraan Piala AFF, 5–28 Desember 2008 di Indonesia dan Thailand.

Sayang, Badan Tim Nasional (BTN) belum memastikan siapa lawan uji coba tersebut. Pada Piala AFF mendatang timnas Indonesia bergabung di Grup A bersama Singapura, Myanmar, serta runner-up babak kualifikasi yang akan berlangsung di Kamboja, 17–25 Oktober mendatang. Grup B dihuni Thailand, Malaysia, Vietnam, dan juara babak kualifikasi. [sindo]

Rabu, 17 September 2008

Mencari Solusi atas Kritis Keuangan Klub Sepakbola Indonesia

Perjalanan kompetisi sepak bola nasional musim ini terancam berhenti sebelum berakhir. Banyak klub yang mulai berteriak tak kuat melanjutkan perjalanan. Apa solusinya?

NASI telah menjadi bubur. Kompetisi sudah di tengah jalan.

Entah itu Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama 2008/2009. Banyak klub sudah mengontrak pemain dengan tidak rasional.

Meski uang belum didapat, banyak klub tetap mengikat kontrak pemain dengan nilai tinggi. Kini masalah menghadang klub, utamanya klub-klub pelat merah.

Gaji pemain terlambat dibayar. Bahkan, ada yang belum dibayar. Tak sedikit pula yang berutang agar tetap bisa melakoni pertandingan. Pasalnya, dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang mereka harapkan tidak mengucur.

Eksistensi kompetisi musim ini pun ikut terancam. Nah, di tengah situsi seperti itu, saling menyalahkan tentu bukan sikap yang arif.

"Mundur di tengah kompetisi jelas bukan sikap yang sportif," kata Iwan Syafe'i, tokoh sepak bola asal Jawa Timur.

Demi kelangsungan kompetisi, solusi pun harus ditemukan. Jika tidak, kompetisi musim ini bisa jadi benar-benar berhenti sebelum berakhir. Lantas, apa solusi untuk keluar dari krisis tersebut?

Arif Budi Santoso menawarkan solusi. Manajer tim ISL PKT Bontang itu mengajak semua klub duduk bersama guna berpikir untuk merumuskan cara terbaik memangkas pengeluaran klub.

Sasaran utamanya adalah pos untuk pembiayaan kontrak pemain. Sebab, anggaran kontrak pemain merupakan pengeluaran terbesar klub.

"Agak repot memang. Sebab, semua sudah tertuang dalam kontrak. Mengubahnya jelas sulit," ujar Arif.

Namun, dia menilai perubahan itu masih bisa dijalankan. Tentunya, ada beberapa syarat. Pertama, ada kesepakatan semua klub. Kedua, klub harus komitmen menjalankannya. Ketiga, tentu tidak terlalu merugikan pemain.

Artinya, kepentingan klub dan hak pemain tidak timpang. "Jika semua klub bersuara sama, saya pikir pemain pasti mengikutinya. Namun, itu juga harus diperkuat dengan regulasi dari PSSI dan BLI," urainya.

Solusi lain disodorkan Iwan. Manajer Bentoel Galatama di era 1980-an itu berpendapat bahwa prestasi adalah jawaban untuk keluar dari krisis. Dengan prestasi, klub bisa menjual diri, baik kepada sponsor maupun penonton. Jika klub selalu tampil apik, penonton pasti akan membanjiri stadion.

Dengan begitu, sponsor pun bakal tertarik masuk ke klub. Kucuran APBD pun tak lagi diperlukan. "Tapi, kondisi itu harus diimbangi dengan manajemen yang baik. Jika dikelola dengan baik, sumber tersebut bisa diandalkan untuk menghidupi klub," papar Iwan.

Jika tetap berharap kepada APBD, Manajer Persela Lamongan Masfuk menawarkan solusinya. Ketua Umum Persela Lamongan tersebut mengungkapkan, klub harus berani transparan dalam penggunaannya. Klub harus berani mengikuti aturan yang ada. Juga, harus berani menegakkan aturan. "Kalau niatnya bagus, kenapa harus takut," ujarnya.

Ketakutan menggunakan dana APBD, menurut dia, tidak beralasan. Sebab, tidak ada larangan khusus untuk menggunakannya. Yang ada hanyalah aturan dalam menggunakannya. Menurut Masfuk, setiap klub harus jeli membaca dan menerapkan aturan itu. Jika ada ketakutan menggunakannya, justru hal itu menimbulkan pertanyaan.

Masfuk menyebutnya pasti ada situasi yang tidak kondusif. Terutama menyangkut hubungan eksekutif, legislatif, dan masyarakat. Untuk itu, pria yang juga bupati Lamongan tersebut menyarankan agar pengurus klub harus menciptakan situasi yang kondusif di daerahnya.

Dengan begitu, klub akhirnya tetap bisa menggunakan dana APBD. "Klub sepak bola adalah sarana promosi dan memasarkan daerah," tegasnya. [jawapos]

KLB Anarkis Suporter

Insiden kerusuhan di Makassar menambah panjang daftar kerusuhan. PSSI menetapkan kejadian luar biasa (KLB) di Liga Super 2008/2009 anarkistis.

Mencengangkan bila melihat maraknya kasus kerusuhan Liga Super 2008/2009. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mencatat sedikitnya ada tujuh insiden kerusuhan yang menyita perhatian. Padahal, kompetisi baru memasuki pekan kedelapan dengan sepuluh jumlah pertandingan terbanyak. Wakil Komdis PSSI Bernhard Limbong menyatakan kekerasan sepak bola Indonesia sudah kronis.

’’Kondisinya sudah luar biasa. Intensitas insiden yang muncul semakin sering. Suporter semakin susah diatur. Ini merupakan cermin dari ’miringnya’ negara. Tekanan ekonomi terbawa ke lapangan. Tidak ada sikap gentle dari mereka. Kalah-menang kan biasa. Suporter PSM segera dicekal, selain denda uang bagi klub. Pelanggaran mereka sangat berat dan tidak terpuji. Mereka melanggar kode disiplin sepak bola. Posisi mereka sama di muka hukum,” tandas Limbong kepada SINDO kemarin.

Karena itu, Komdis kemungkinan besar akan memberlakukan pencekalan atribut buat suporter PSM yang berlaku anarkistis saat klub berjuluk Juku Eja ini kalah 1-3 dari Persela Lamongan di Stadion Andi Mattalatta, Senin (15/9). Namun, Limbong menambahkan, vonis Komdis atas kerusuhan supporter PSM akan diputuskan bersamaan dengan kasus lain hari ini.

’’Kasus PSM akan diputuskan besok (hari ini). Minggu depan Komdis tidak mengagendakan rapat, kecuali bersifat mendadak. Kasus PSM akan dibahas bersama insiden Arema serta protes keras Persib Bandung. Khusus Arema, tampaknya mereka harus memindah stadion saat home,” lanjutnya.

Persoalannya, Komdis mengaku bingung karena sanksi pelarangan atribut dan pertandingan tanpa penonton tidak sepenuhnya efektif. Bahkan, keputusan Komdis menambah sanksi hanya menimbulkan efek jera yang sifatnya sementara.

’’Oknum suporter salah kaprah. Sanksi ditambah, itu pasti. Namun, apakah efektif? Harus dilihat dahulu filsafat sosiologi atau hukumnya. Toh, pelaku kejahatan narkoba tetap marak, meski hukuman mati berlaku. Kami belum bisa menetapkan formula ideal. Kerusuhan itu tidak berdiri sendiri, tapi terkait sosial ekonomi masyarakat,” ungkapnya. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes menyatakan sikap dewasa dan legawa harus dimiliki suporter dalam menyikapi setiap hasil pertandingan.

’’Kompetisi belum separuh digulirkan, tapi insiden kerusuhan sangat tinggi, lebih tinggi dari musim lalu. Situasi ini mengkhawatirkan. Kami jadi bertanya, sepak bola sekarang mau apa?” ujar Nugraha, mengeluh. Nugraha mengingatkan suporter harus introspeksi diri dan tidak menggunakan situasi tertentu sebagai kambing hitam. Namun, sanksi lebih berat cukup ideal sebagai solusi sementara.

’’Kondisinya mengerikan, apalagi bila dihubungkan dengan gejala sosial masyarakat secara umum. Namun, suporter seharusnya bisa menghapus kebencian dari dirinya sendiri. Jangan menyalahkan keadaan, terlebih perangkat pertandingan juga terus diperbaiki. Penegakan hukum sepak bola lebih tegas dan disiplin diperlukan. Penambahan hukuman bisa dilakukan,” pungkasnya. [sindo]

KLB Anarkis Suporter

Insiden kerusuhan di Makassar menambah panjang daftar kerusuhan. PSSI menetapkan kejadian luar biasa (KLB) di Liga Super 2008/2009 anarkistis.

Mencengangkan bila melihat maraknya kasus kerusuhan Liga Super 2008/2009. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mencatat sedikitnya ada tujuh insiden kerusuhan yang menyita perhatian. Padahal, kompetisi baru memasuki pekan kedelapan dengan sepuluh jumlah pertandingan terbanyak. Wakil Komdis PSSI Bernhard Limbong menyatakan kekerasan sepak bola Indonesia sudah kronis.

’’Kondisinya sudah luar biasa. Intensitas insiden yang muncul semakin sering. Suporter semakin susah diatur. Ini merupakan cermin dari ’miringnya’ negara. Tekanan ekonomi terbawa ke lapangan. Tidak ada sikap gentle dari mereka. Kalah-menang kan biasa. Suporter PSM segera dicekal, selain denda uang bagi klub. Pelanggaran mereka sangat berat dan tidak terpuji. Mereka melanggar kode disiplin sepak bola. Posisi mereka sama di muka hukum,” tandas Limbong kepada SINDO kemarin.

Karena itu, Komdis kemungkinan besar akan memberlakukan pencekalan atribut buat suporter PSM yang berlaku anarkistis saat klub berjuluk Juku Eja ini kalah 1-3 dari Persela Lamongan di Stadion Andi Mattalatta, Senin (15/9). Namun, Limbong menambahkan, vonis Komdis atas kerusuhan supporter PSM akan diputuskan bersamaan dengan kasus lain hari ini.

’’Kasus PSM akan diputuskan besok (hari ini). Minggu depan Komdis tidak mengagendakan rapat, kecuali bersifat mendadak. Kasus PSM akan dibahas bersama insiden Arema serta protes keras Persib Bandung. Khusus Arema, tampaknya mereka harus memindah stadion saat home,” lanjutnya.

Persoalannya, Komdis mengaku bingung karena sanksi pelarangan atribut dan pertandingan tanpa penonton tidak sepenuhnya efektif. Bahkan, keputusan Komdis menambah sanksi hanya menimbulkan efek jera yang sifatnya sementara.

’’Oknum suporter salah kaprah. Sanksi ditambah, itu pasti. Namun, apakah efektif? Harus dilihat dahulu filsafat sosiologi atau hukumnya. Toh, pelaku kejahatan narkoba tetap marak, meski hukuman mati berlaku. Kami belum bisa menetapkan formula ideal. Kerusuhan itu tidak berdiri sendiri, tapi terkait sosial ekonomi masyarakat,” ungkapnya. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes menyatakan sikap dewasa dan legawa harus dimiliki suporter dalam menyikapi setiap hasil pertandingan.

’’Kompetisi belum separuh digulirkan, tapi insiden kerusuhan sangat tinggi, lebih tinggi dari musim lalu. Situasi ini mengkhawatirkan. Kami jadi bertanya, sepak bola sekarang mau apa?” ujar Nugraha, mengeluh. Nugraha mengingatkan suporter harus introspeksi diri dan tidak menggunakan situasi tertentu sebagai kambing hitam. Namun, sanksi lebih berat cukup ideal sebagai solusi sementara.

’’Kondisinya mengerikan, apalagi bila dihubungkan dengan gejala sosial masyarakat secara umum. Namun, suporter seharusnya bisa menghapus kebencian dari dirinya sendiri. Jangan menyalahkan keadaan, terlebih perangkat pertandingan juga terus diperbaiki. Penegakan hukum sepak bola lebih tegas dan disiplin diperlukan. Penambahan hukuman bisa dilakukan,” pungkasnya. [sindo]

Selasa, 16 September 2008

Partai PSM-Persela Rusuh

Pertandingan sepakbola Indonesia Super League (ISL) antara PSM Makassar melawan Persela Lamongan di Stadion Andi Mattalatta di Makassar, Senin (15/9) malam, rusuh. Sehingga pertandingan dihentikan pada menit ke 70, namun akhirnya dilanjutkan kembali.

Pertandingan dihentikan saat Persela menciptakan gol ketiga sehingga unggul 3-1 atas PSM Makassar.

Penonton turun ke lapangan, sehingga petugas keamanan serentak berusaha mengendalikan situasi. Namun, akhirnya situasi mulai bisa dikendalikan dan pertandingan dilanjutkan.

Polisi Kejar Penonton

Aparat kepolisian terus melakukan pengejaran atas suporter PSM Makassar yang melakukan tindakan kekerasan di Stadion Mattoanging Andi Mattalata, Makassar. Saat kerusuhan terjadi, wasit terpaksa menghentikan sementara pertandingan setelah melihat situasi menjadi kacau.

Suasana di tempat berlangsungnya pertandingan antara PSM Makassar melawan Persela Lamongan benar-benar kacau. Pertandingan mulai tidak terkendali saat PSM Makassar tertinggal 1-3 dari Persela Lamongan.

Ribuan suporter PSM Makassar mulai beringas dan melakukan pelemparan ke tengah lapangan. Pertandingan mulai kacau karena lemparan tidak hanya ke lapangan namun juga basemen yang ditempati oleh pemain-pemain Persela Lamongan.

Ribuan suporter PSM yang tidak menerima kekalahan timnya mengamuk dan melempari petugas keamanan dan para pemain Persela di bangku cadangan dengan batu dan botol minuman. Sebuah pagar besi yang membatasi para penonton dengan pemain, dirobohkan oleh suporter yang marah.

Pertandingan akhirnya dilanjutkan setelah suasana dapat dikendalikan. Meski demikian, PSM Makassar terancam mendapat hukuman dari PSSI akibat kejadian tersebut.

Untuk mengantisipasi kekacauan tersebut, aparat kepolisian di bawah kendali Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Makassar Burhanuddin Andi melakukan pengejaran terhadap suporter yang melakukan tindak kerusuhan. Ratusan aparat kepolisian mengejar para suporter tersebut hingga ke luar lapangan.

TImnas Senior Akan Ujicoba ke Myanmar

Timnas senior akan ikut serta dalam kejuaraan Grand Royal Challenger Cup 2008 di Myanmar pada 9-15 Nopember sebagai ajang ujicoba jelang Piala AFF 2008.

"Kami sudah mengirim surat kesediaan ke panitia untuk mendaftar ikut turnamen itu." kata Hamka Kadi, Wakil Ketua Badan Timnas, di Jakarta, Senin.

Hamka menilai bahwa keikutsertaan timnas di ajang ini setelah melihat akan tampilnya timnas Cina, India, Thailand, Vietnam dan tuan rumah Myanmar.

"Keterangan mereka itu adalah timnas jadi tidak meragukan untuk ikut event ini," katanya.

Ditanya materi pemain yang dipanggil pada awal Nopember untuk masuk pelatnas, Hamka menyatakan, hal itu sepenuhnya menjadi hak pelatih Benny Dollo.

"Bisa saja terjadi perubahan pemain," katanya. Sebelumnya, Benny Dollo telah mengumpulkan 21 pemain di ajang Piala Kemerdekaan 2008 lalu.

Disinggung soal hadiah Piala Kemerdekaan 2008, Hamka mengaku belum menerimanya dari Panitia, "Sebaiknya tanya ke panitia karena hingga saat ini, kami belum menerimanya," katanya.

Di ajang itu, timnas senior juara berhak atas hadiah 27 ribu dolar, timnas U-21 peringkat ketiga berhak atas 10 ribu dolar AS dan Budi Sudarsono 4 ribu dolar AS sebagai pencetak gol terbanyak.

Sementara, timnas U-16 gagal bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab jelang tampil di kejuaraan Piala AFC U-16/2008 di Uzbekistan awal Oktober. "Timnas tidak jadi melaksanakan ujicoba melawan timnas UEA, sebagai gantinya timnas direncanakan ujicoba melawan Arab Saudi." kata Hamka.

Ia mengatakan, timnas U-16 sendiri dijadwalkan datang lebih awal pada 23 September ke Uzbekistan. [antara]

Senin, 15 September 2008

Sanksi Berlipat Ancam Arema

Mendung gelap sepertinya masih melingkupi dunia persepakbolaan Malang. Sanksi berlipat dipastikan bakal menghunjam ke Arema. Situasi itu imbas kerusuhan yang mewarnai laga Arema kontra PKT Bontang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu lalu (13/9).

Seperti diberitakan kemarin (14/9), dalam duel yang dimenangi PKT 2-1 tersebut, ofisial Arema terlibat pengeroyokan terhadap wasit asal Magelang Suprihatin. Para penonton yang umumnya pendukung Arema juga melakukan tindak anarkis. Mereka melakukan pelemparan dan merusak papan yang terpasang di pinggir lapangan.

"Kami telah meminta laporan khusus ke BLI (Badan Liga Sepak Bola Indonesia, Red) terkait kejadian di Malang. Rabu besok (17/9) kami segera sidangkan kejadian itu," terang Hinca Pandjaitan, ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, kepada Jawa Pos kemarin.

Dia menambahkan, pihaknya juga tengah melakukan pengamatan menyangkut peristiwa di Stadion Kanjuruhan tersebut dari berbagai sumber. Terutama dari pemberitaan media massa yang terbit kemarin.

Dari pembacaan sementara, komdis membidik banyak elemen Arema sebagai pihak yang bakal dijatuhi sanksi. Misalnya Manajer Arema Ekoyono Hartono, panitia pertandingan Arema, serta salah seorang pemain tim berjuluk Singo Edan itu. Satu lagi adalah penonton Arema.

"Jika dari bukti-bukti yang kami dapatkan nanti semakin menguatkan kalau mereka melakukan pelanggaran, sanksi berat akan kami jatuhkan," tandas Hinca.

Khusus untuk penonton (suporter) Arema, menurut Hinca, bukan tidak mungkin, komdis akan menjatuhkan sanksi yang lebih besar daripada sanksi sebelumnya. "Seperti Anda tahu, suporter Arema saat ini masih dalam masa hukuman. Tentu itu akan menjadi pertimbangan yang memberatkan mereka," sebutnya.

Hinca juga menjelaskan, perangkat pertandingan pun tidak luput dari bidikan komdis. Sebab, insiden di Malang tersebut bermula dari kekecewaan terhadap wasit. "Itu (wasit, Red) juga pasti kami sidang," tegasnya.

Terpisah, Ketua BLI Andi Darussalam Tabusalla cukup menyayangkan aksi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut. Apalagi, menurut laporan yang dia terima, wasit yang memimpin pertandingan menjalankan tugas dengan baik. "Dia memimpin dengan baik. Hanya, dua asisten wasit (Muchli dan Hakim Bahar, Red) yang membantu Suprihatin yang katanya kurang bagus," kata Andi.

Karena itu, dia menyebut bahwa BLI akan mengevaluasi keduanya, terutama Hakim Bahar. Meski bakal mengevaluasi asisten wasit, buru-buru Andi melakukan klarifikasi. Andi menegaskan, meski ada evaluasi kinerja wasit, salah besar pihak yang menduga, ada "permainan" di laga Arema kontra PKT.

"Tidak ada itu yang namanya permainan. Siapa yang berani main-main di Malang? Tapi, itu bukan berarti di tempat lain ada permainan. Saya tegaskan bahwa hal itu tidak ada," ucap Andi. [jawapos]