Kamis, 18 September 2008

PSMS Merasa Sering Dirugikan Wasit

Akhirnya Erick Williams tak kuasa lagi untuk menahan rasa kesalnya terhadap kepemimpinan wasit di ajang Indonesian Super League (ISL) 2008 yang tengah berlansung. Dalam beberapa pertandingan yang telah dilewatinya bersama tim Ayam Kinantan, dirinya menilai jika wasit kerap mengeluarkan keputusan kontroversial yang merugikan PSMS.

Hal tersebut diutarakan Erick Williams kepada wartawan koran ini via sambungan telepon, kemarin (17/9). Baginya hasil imbang yang didapat saat menjamu Persitara Jakarta Utara, lebih karena faktor non teknis dibanding alasan teknis.

“Saya sangat yakin bahwa faktor non teknis sangat menguasai ajang ISL. Saya punya rincian data yang menunjukkan kerugian yang kita terima karena alasan tersebut,” terang Erick.

Apalagi rincian kerugian yang dialami PSMS tersebut masih terekam secara jelas di benak pelatih asal Australia itu.

Menurutnya, saat menghadapi Persitara kemarin, gol yang terjadi untuk kubu Persitara berbau offside namun wasit tetap kukuh dengan pendiriannya yang menyatakan gol tersebut sah.

Tak hanya kala bermain dengan Persitara yang dijadikan acuan jika PSMS kerap dirugikan wasit. Dengan tegas pria yang pernah menjadi allenatore Timnas U-17 ini juga mengatakaan bahwa saat menjamu Persib Bandung pun, Erick menilai bahwa Fadli Hariri dkk dirugikan wasit dengan keluarnya beberapa keputusan yang kontroversial.

Erick menyatakan jika Persib mendapat hadiah penalti dari wasit Jimmy Napitupulu karena Aun Karbini menyentuh bola di kotak terlarang, maka, sejatinya PSMS juga harus mendapatkan hal yang sama ketika salah seorang pemain Persib menyentuh bola di kotak terlarang.

“Tapi handsball yang dilakukan oleh pemain Persib tadi, sama sekali tak digubris wasit. Dan ini jelas merugikan kita,” tandas Erick.

Dari serangkaian pertandingan yang dilakukan oleh tim berjuluk Ayam Kinantan ini, Erick menyatakan bahwa yang paling disesalinya adalah tatkala PSMS takluk 1-2 dari Persiba.

Menurutnya, dua gol yang diciptakan oleh para pemain Persiba perlu dipertanyakan keabsahannya. “Satu gol berbau offside, sedangkan satu gol lainnya akibat aksi tak sportif yang dilakukan salah seorang pemain Persiba. Tapi seperti yang saya katakan tadi, wasit selalu saja merugikan kita dengan keputusan-keputusan yang sangat irrasional,” sesal Erick.

Pastinya, Erick tak akan menyesal jika saja tim besutannya takluk dari tim-tim tangguh dengan kemampuan yang benar-benar teruji. “Tidak! Secara kualitas kita tak kalah dari mereka. Bahkan saya cenderung mengatakan bahwa permainan kita masih selevel dengan mereka,” ketus Erick.

Ditengarai, salah satu penyebab kenapa PSMS kerap dirugikan wasit setiap kali berlaga di ajang ISL, karena klub yang berdiri tahun 1950 ini tak melakoni pertandingan home di hadapan pendukungnya sendiri, sehingga membuka kesempatan bagi para wasit untuk bertindak sesuka hati, tanpa merasa takut dilecehkan para suporter fanatik PSMS.

Dalam beberapa kesempatan menggelar pertandingan home, Fadli Hariri dkk melakoninya di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta dan Stadion Jatidiri Semarang.

“Jangankan suporter PSMS, para penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan itu pun bisa di hitung dengan jari. Imbasnya bisa dilihat sendiri ketika PSMS menjamu Persitara. Begitu banyak pemain kita yang dijatuhkan di kotak penalti, namun tak sekali pun wasit memberikan hukuman kepada Persitara,” beber Erick.

Sementara itu terkait kondisi para pemainnya, Erick menilai jika mental bertanding serta konsistensi punggawa tim Ayam Kinantan sedang tinggi-tingginya. [sumutpos]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar