SAD Indonesia Akui Keunggulan Penarol
Tim SAD Indonesia tak mampu mencuri angka dari tim tangguh Penarol dalam lanjutan Liga Uruguay U-17 (Quinta Division) 2008, Sabtu (24/5). Syamsir Alam dkk harus mengakui keunggulan Penarol dengan skor 3-0. Dua gol tim lawan tercipta di babak pertama, sementara satu lagi di babak kedua.
Masih menggunakan pola 4-3-1-2, pelatih Cesar Payovich menurunkan Tri Windu sebagai penjaga gawang. Kuartet pertahanan dipercayakan kepada Alfin, Reffa Money, Ferdiansyah dan Taji. Tiga gelandang sentral diisi oleh Zaenal, Ridwan dan Ismail. Pemain mungil Rinaldi Gunapradiptha berperan sebagai gelandang serang di belakang duet striker Syamsir Alam dan Yandi Sofyan.
Lawan yang dihadapi oleh Indonesia kali ini memang jauh lebih kuat dibandingkan pekan lalu saat membantai Boston River 8-0. Penarol memiliki keunggulan dalam hal fisik dan teknik. Babak pertama menjadi milik tim Penarol yang berhasil mencetak dua gol.
Ketinggalan dua gol membuat pemain SAD Indonesia bermain lebih menyerang. Hasilnya, beberapa peluang tercipta melalui Syamsir Alam dan Sahlan Sodik yang masuk menggantikan Yandi Sofyan. Namun, tak ada yang berhasil menjadi sebuah gol. Justru tim lawan yang berhasil menambah satu gol sekaligus menutup pertandingan dengan skor 3-0.
Pelatih Cesar Payovich melakukan empat kali pergantian pemain dalam laga menghadapi Penarol. Sahlan Sodik menggantikan Yandi Sofyan, Feri menggantikan Taji, Bayu menggantikan Ismail dan Davitra menggantikan Ferdiansyah.
Pekan depan, lawan yang akan dihadapi oleh SAD Indonesia adalah klub Bella Vista.
Sementara itu, seluruh pemain SAD Indonesia telah menyelesaikan ujian akademik yang diberikan oleh guru-guru dari sekolah Ragunan minggu lalu. ” Materi ujiannya cukup sulit. Padahal kita sudah belajar lewat modul yang dikirim sebelumnya,” kata kiper SAD Indonesia, Tri Windu.
Kesulitan yang dialami pemain dalam menempuh ujian akademik memang patut dimaklumi. Pasalnya selama di Uruguay, jadwal mereka cukup padat. Selain disibukkan oleh jadwal latihan dan pertandingan, mereka juga harus belajar bahasa Spanyol. Sementara, untuk mata pelajaran akademik, haris dipelajari secara sendiri-sendiri.
” Rencananya setelah satu tahun belajar bahasa Spanyol, para pemain akan menjalani pendidikan akademik di sekolah yang terdapat di Uruguay,” kata ketua BTN, Rahim Soekasah. (asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar