Tim Perth Glory disuguhi pemandangan menakjubkan kala menjalani sesi coaching clinic di Gelora 10 Nopember, kemarin (3/7). Mereka terkagum-kagum dengan talenta yang dimiliki para pemain sepak bola cilik Surabaya.
"Mereka mungkin bisa menjadi pemain bagus di masa mendatang. Skill mereka sangat luar biasa," puji David Mitchell, pelatih Perth Glory, sesudah coaching clinic.
Pelatih berewokan tersebut malah berani mengatakan bahwa anak-anak Surabaya itu jauh lebih berbakat daripada anak-anak Australia. Mereka terlihat sudah mempunyai dasar yang dibutuhkan seorang pemain sepak bola. Namun, dia juga menyatakan, pemain-pemain belia Surabaya tersebut masih punya kelemahan mendasar.
"Kalau dibandingkan secara teknik, anak-anak Australia masih kalah kelas. Anak-anak di sini sangat skill full. Namun, disiplin mereka masih kurang," terang David.
Sebaliknya, lanjut dia, di Australia para pemain cilik memang kurang bagus dalam teknik dasar. Umumnya, anak-anak Negeri Kanguru hanya bisa menendang bola tanpa tahu bagaimana mengolahnya. Namun, bocah-bocah Australia lebih disiplin dalam menjalani latihan.
"Salah satu faktornya mungkin di Surabaya sepak bola adalah olahraga nomor satu. Sementara di negara kami, sepak bola bukanlah olahraga favorit mayoritas penduduk," jelas Dave, sapaan akrabnya.
Namun, kelemahan-kelemahan yang masih tampak pada diri pemain-pemain Surabaya masih bisa ditanggulangi. Asalkan, disiplin pemain tersebut juga diperbaiki. Selain itu, pola pembinaan yang tepat untuk calon-calon pesepak bola tersebut juga dibenahi. [jawapos]
Jumat, 04 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar