Pekerjaan rumah PSSI mengenai revisi pedoman dasar masih belum kelar. Padahal, sudah berulang-ulang pengurus teras PSSI melakukan pertemuan dengan FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) maupun AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) di luar negeri. Yang terakhir adalah pertemuan di Swiss pada 29 Agustus lalu.
Namun, belum ada keputusan signifikan yang dibawa PSSI pasca pertemuan itu. Sekjen PSSI Nugraha Besoes hanya menjelaskan bahwa tidak ada bagian-bagian pasal dari pedoman dasar yang bersifat substansial dipermasalahkan oleh FIFA.
"Pertemuan berjalan baik. Saya bertemu dengan Isabell Schauble dan Patrick Smith (komite legal FIFA, Red). Pertemuannya juga hanya sekitar dua jam," terang Nugraha.
Dia menjelaskan, sebenarnya pihak FIFA justru belum membaca draf baru yang telah dikirimkan lewat e-mail. Namun, lanjut Nugraha, ketika dilakukan diskusi perbandingan antara yang lama dan yang baru, akhirnya tidak ada masalah.
"Ketika mereka mempertanyakan beberapa pasal dan kami menunjukkan perubahan yang baru, mereka menganggap beres. Kami tinggal menunggu tanggapan FIFA lebih detail soal draf baru itu dan menentukan tindakan berikut," paparnya.
Karena itu, lanjut Nugraha, soal pasal-pasal yang mengenai kriminalitas, sudah tidak ada permasalahan. "Sudah tidak ada lagi soal hal-hal yang kalian heboh-hebohkan itu (soal pasal pidana, Red)," tandasnya.
Ketika ditanya lebih lanjut soal itu, emosi Nugraha justru meletup. "Kalau saya tidak menjelaskan mengenai itu, berarti tidak ada masalah. Jadi, tidak usah menanyakan hal itu," tegasnya.
Dengan tanggapan tersebut, Nugraha lebih memilih berkonsentrasi ke kongres luar biasa untuk menentukan ketua umum PSSI yang baru apabila revisi draf yang baru disetujui. "FIFA akan ada rapat lagi pada pertengahan September nanti. Tapi, tidak hanya soal PSSI, tetapi seluruh anggota FIFA," terangnya.
Namun, ketika instruksi soal persetujuan revisi draf dilakukan FIFA pada bulan ini, kongres luar biasa mungkin baru dilakukan pada akhir Oktober. "Kami menjelaskan tradisi di Indonesia saat bulan puasa dan Idul Fitri. Jadi, misalkan ada instruksi sudah beres selama puasa ini hingga dua pekan setelah Idul Fitri, masih belum bisa dilangsungkan," tuturnya.
"Jadi, nanti semua boleh maju. Siapa saja boleh maju menjadi ketua umum, termasuk Pak Nurdin (Nurdin Halid, ketua umum PSSI saat ini yang masih dipenjara, Red). Ketika sudah keluar dan mendapat dukungan tentu bisa saja," sambungnya. [jawapos]
Rabu, 03 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar