Minggu, 31 Agustus 2008

BUkan Jaminan di AFF

Keberhasilan timnas Indonesia mempertahankan gelar juara Piala Kemerdekaan bukan garansi Charis Yulianto dkk akan sukses di Piala AFF, 5–28 Desember.

Selain kemenangan WO (walk out) Indonesia atas Libya, harus diakui belum ada penampilan mengesankan dari pasukan Benny Dollo. Penampilan mereka di Piala Kemerdekaan 2008 belum sepenuhnya stabil. Artinya, kadang menjanjikan, tapi lebih banyak mengecewakan. Lihat saja saat Charis dkk melawan timnas U-21.

Sama sekali tidak terlihat kualitas mereka sebagai tim yang bakal berkompetisi di turnamen dua tahunan AFF itu. Charis dkk seperti tampil tanpa skema dan terlalu bergantung kepada satu-dua pemain. Semua kelemahan itu makin terlihat saat timnas melawan Libya di partai final. Sepanjang 45 menit, penampilan Merah Putih jauh dari mengesankan.

Pada saat gagal memanfaatkan beberapa peluang, permainan mereka menjadi buntu. Apalagi, saat Firman Utina mendapat pengawalan ekstra, semuanya seperti tersumbat. Ini belum ditambah dengan keroposnya barisan belakang mengantisipasi serangan cepat pasukan Gamal Adeen Abu Nowara. Padahal, Libya diperkuat pemain yang usianya mayoritas belum genap berusia 23 tahun. ”Pekan depan kami melakukan evaluasi. Kami menilai stamina mereka memerlukan pembenahan. Permainan mereka menurun lantaran faktor stamina.

Pengertian mereka tentang taktik juga perlu diasah lagi. Kami akan memantau mereka di kompetisi. Kami akan berkoordinasi dengan pelatih fisik pada klubnya masing-masing. Tapi, kami harus siap di Piala AFF lantaran menjadi target utama,” papar Asisten Pelatih Timnas Widodo C Putro kemarin.

Mantan striker timnas ini menjelaskan, keputusan tidak melakukan rotasi pemain sepanjang turnamen untuk mengetahui daya tahan pemain dalam menghadapi ketatnya jadwal pertandingan. Langkah tersebut, menurut Widodo, sangat penting. Karena di AFF nanti jadwal yang dihadapi juga sangat padat.

”Hasilnya, pemain hanya stabil sampai pertandingan kedua. Pada semifinal dan final, kondisi mereka menurun drastis. Artinya, stamina mereka belum cukup. Tapi, taktik bermain mereka ada sedikit kemajuan .Kami harus bekerja keras sebelum bermain di Piala AFF,” lanjutnya. Namun, Widodo menyatakan Piala Kemerdekaan sudah memberi sedikit pembelajaran bagi Charis dkk. Sebab, mereka selalu bermain di atas pukul 21.00 WIB.

”Waktu bertanding juga menjadi penyebab lain menurunnya performa pemain. Kami baru pertama kali bermain malam .Pemain membutuhkan energi dua kali lipat lantaran harus beradaptasi dengan waktu. Recovery mereka juga terganggu. Saat kondisi lelah, pemain sulit beristirahat. Rata-rata mereka baru bisa tidur pada dini hari,” ujarnya. Dengan semua masalah tersebut, Badan Tim Nasional (BTN) tetap memasang target juara di Piala AFF.

”Kami tidak mempersoalkan secara teknis kesiapan mereka di Piala AFF. Tapi, kalau secara kelembagaan harus siap mewujudkan target juara. Kalau mereka menginginkan pembenahan, ya silakan. Kami harus menunggu laporan tim sebelum bersikap,” tandas Wakil BTN Hamka B Kadi.
[sindo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar