Pelatih Libya Gamal Adeen M Abu- Nowara mengancam akan membawa ke AFC atau FIFA atas insiden pemukulannya di final Piala Kemerdekaan lawan tim nasional (timnas) Indonesia, Jumat (29/8).
Namun, Indonesia mengaku memiliki cukup bukti untuk menyanggah pernyataan Pelatih The Green–julukan timnas Libya–tersebut. Merah Putih mengaku tidak terlalu mempersoalkan ancaman The Green tersebut. Sebab, mereka memiliki bukti cukup kuat atas terjadinya insiden tersebut.
Manajer Timnas Indonesia Andi Darrusalam Tabusala mengungkapkan, suasana tetap stabil bila Gamal tidak melontarkan pernyataan yang mengundang provokasi. The Green menilai, Charis Yulianto dkk berbuat curang dengan memanfaatkan faktor nonteknis. ”Gamal terus mendebat dan akan membawa masalah ini ke AFC atau FIFA. Bagi kami tidak masalah, silakan saja. Toh, kami juga tersinggung oleh sikapnya.
Gamal bilang kalau Indonesia menginginkan gelar juara harus dengan keringat, bukan menggunakan jasa wasit. Jelas saja kami tersinggung,siapa yang menggunakan jasa wasit,”ujarnya kemarin. Bukan hanya Gamal, ADS–sapaan akrab Andi Darrusalam– juga mengeluhkan sikap pemain The Green.Mereka dianggap terlalu banyak menebar trik dan melakukan provokasi di lapangan.
”Libya terlalu merendahkan timnas. Dua kali Gamal berbicara seperti itu.Sikap mereka selalu seperti itu saat unggul, mulai mengulur waktu sampai melakukan tindakan kasar kepada pemain. Ya, itu sikap khas tim-tim dari Arab. Namun, kami tetap memantau perkembangannya. Sejauh ini belum ada indikasi apa-apa,” lanjutnya.
Ketua BLI tersebut juga menguatkan klarifikasi tidak adanya insiden pemukulan yang diklaim Gamal. Sebab, sebelumnya Asisten Pelatih Kiper Sudarno menyangkal tidak melakukan pemukulan. Sudarno mengaku hanya mendorong wajah Gamal. ”Tidak ada kejadian pemukulan.
Memang benar adanya keributan sejak di atas sampai lorong.Gamal terlihat debat dengan Demis (Demis Djamoedin, administrator BTN). Gamal terus menunjuk-nunjuk Demis sampai di depan ruang ganti.Mereka yang bersalah,buktinya bersedia naik podium dan menerima medali,”ujarnya.
Sementara itu, Demis mengaku tidak membalas provokasi Gamal. Justru dia meminta Gamal segera masuk ke ruang ganti pemain.”Semua berhak untuk melaporkan kejadian itu ke AFC atau FIFA.Masing-masing memiliki versi cerita. Bahkan, instruktur pertandingan pun seharusnya melaporkan masalah ini ke FIFA.
Mereka harus tahu bahwa sikap Gamal kurang bagus, padahal saya hanya mengingatkannya waktu istirahat hanya 15 menit.Saya juga meminta sebaiknya dia segera masuk ke ruang ganti,bukannya terus berteriak,”tandasnya. [sindo]
Senin, 01 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar