Rabu, 18 Juni 2008

Tak bebas Murni

Sponsor Superliga 2008

Tak Bebas Murni
Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) merilis sejumlah aturan yang berkaitan dengan kompetisi Superliga 2008. Rilis itu dilakukan setelah manager meeting di Hotel Hyatt Surabaya kemarin (17/6).

Untuk sponsorship, BLI membebaskan kontestan Superliga mengisi space di dada pemain dengan logo sponsor. Namun, tetap saja tidak semua sponsor boleh terpampang di dada pemain.

Ketua BLI Andi Darussalam Tabusalla mangatakan, sponsor yang produknya sama dengan sponsor resmi Superliga (Djarum) tidak boleh dipasang di dada pemain. "Kalau sekadar nama tim, seperti Bentoel Arema, tapi kecil, tidak apa-apa," ujarnya.

Selain sponsor, Andi menyatakan bahwa kriteria pelatih yang boleh menangani tim Superliga adalah berlisensi A. Namun, untuk tahun pertama Superliga, BLI masih menoleransi beberapa pelatih yang belum mendapatkan lisensi A. "Kalau saya tidak salah, ada sekitar lima pelatih yang masih belum berlisensi A. Untuk masa peralihan itu, masih kami toleransi. Tapi tahun depan, semuanya harus berlisensi A," paparnya.

Khusus regulasi pemain asing, Andi menyatakan tidak ada perubahan mendasar soal legalitas menurunkan pemain asing. Seperti dalam kompetisi Divisi Utama musim lalu, kontestan boleh menggunakan jumlah maksimal lima pemain asing dalam satu pertandingan.

Aroma persaingan 18 tim Superliga pada tahun pertama ini dipastikan berlangsung ketat. Sebab, BLI menentukan bahwa tiga tim yang menduduki peringkat terbawah akan langsung terdegradasi. Sementara itu, peringkat ke-15 harus melewati babak playoff melawan peringkat ke-4 Divisi Utama untuk mengisi satu slot Superliga.

Jika terdapat dua tim yang mempunyai nilai sama, peringkatnya akan ditentukan dengan selisih gol. "Tapi, kalau selisih gol juga sama, penentuannya lewat head to head," sebutnya.

Sementara itu, aturan sponsor jelas bisa menghambat kontestan Superliga yang biasa disponsori oleh perusahaan rokok. Meski begitu, Ekoyono Hartono, manajer Arema, tak terlalu ambil pusing dengan kebijakan tersebut. "Tetap akan kami turuti kebijakan itu meski tak bisa dimungkiri bahwa Bentoel adalah pemilik Arema," terangnya. Namun, pihaknya punya alternatif pengganti untuk bisa membawa nama Bentoel di dada pemain. "Salah satunya, lewat nama website. Tapi, kami akan pikirkan dulu," ungkapnya. [jawapos]

1 komentar:

  1. MULAI Ga JELAS LAGI NIH PSSI,
    LHA WONG LIGA KUrANG DARI SEBULAN KOK MALAH MELARANG PENGGUNAAN SPONSOR SEJENIS,MAKSUDE piyE ki?
    BISANYA CUMAN NYURUH KLUB MENJADI PROFESIONAL,LHA WOnG DIANYA PSSI SENDIRI Ga PROFESIONAL.

    BalasHapus