Sabtu, 26 Juli 2008

Regulasi Kostum Masih Amburadul

Baru tiga pekan berjalan, kompetisi Indonesia Super League (ISL) sudah menunjukkan banyak kelemahan. Kerusuhan masih terjadi. Penerapan aturan juga belum maksimal. Tak salah, Komisi Disiplin (komdis) PSSI mengganjar puluhan sanksi kepada klub, panpel, dan pemain yang melanggar regulasi.

Regulasi yang masih amburadul itu, antara lain, kostum pemain. Tampaknya, belum ada standar untuk kostum yang dipakai pemain. Soal nama, misalnya, masih ada klub yang kostum pemainnya tanpa nama. Juga penulisan nama yang asal-asalan.

Itu terjadi ketika Persib Bandung menjamu Persija Jakarta pada 20 Juli lalu. Pemain Persib nomor 16 tidak diberi nama. Dia adalah Rafael Bastos. Baru pada babak kedua, tertulis nama Bastos di punggung pemain tersebut. Itu pun dibuat dari selotip berwarna putih!

Nama pemain pun belum standar. Pemain Persib Hilton Moreira, misalnya, hanya menuliskan kata Thon di kostumnya. Sementara itu, pemain Persitara Jakarta Utara Dedi M. Mulyadi memilih inisial DM sebagai pengganti nama di kostumnya.

Direktur Kompetisi Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) Joko Driyono mengakui bahwa terdapat regulasi untuk kostum pemain. ''Sesuai regulasi FIFA, memang diwajibkan mencantumkan nama pemain di atas nomor punggung,'' kata Joko. Nama yang dicantumkan adalah nama pemain yang terdaftar. Bukan nama panggilan atau inisial.

Namun, BLI memang belum menerapkan regulasi tersebut di pentas ISL. ''Kami belum menjadikan regulasi di ISL. Kami hanya memberikan guide line kepada setiap klub,'' ujar Joko.

Menurut Joko, BLI baru mewajibkan mencantumkan nama di atas nomor punggung. Karena itu, BLI belum bisa menjatuhkan sanksi kepada klub yang masih mencantumkan nama pemain asal-asalan di kostum. Sanksi baru diberikan kalau ada klub yang tidak mencantumkan nama pemain di kostumnya.

''Karena masih sekadar guide line, kami akan memberikan arahan kembali kepada klub-klub agar lebih memperhatikan pencantuman nama pemain di kostum,'' kata Joko. [JP]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar