Kekhawatiran minimnya antusiasme penonton yang menyaksikan langsung Piala Kemerdekaan IX terbukti. Paling tidak, hal itu tersaji pada pertandingan tadi malam. Laga pembuka antara Indonesia B melawan Brunei Darussalam hanya disaksikan sekitar 500 penonton. Padahal, kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno mencapai 87 ribu tempat duduk.
Minimnya jumlah penonton tersebut membuat suasana di tribun begitu lengang. Teriakan-teriakan penonton yang terlontar dari tribun tenggelam oleh komunikasi para pemain di atas lapangan. Padahal, sebelumnya panitia pelaksana (panpel) sangat optimistis even itu bakal menarik minat penonton. Alasannya, pertandingan dilangsungkan pada malam hari.
"Usaha kami sudah sangat optimal. Kami telah menyosialisasikan Piala Kemerdekaan ini di dua stasiun televisi. Kami juga memasang iklan di 500 titik di Jakarta," kata Herman Chaniago, ketua panpel Piala Kemerdekaan IX.
Karena itu, Ago -sapaan akrab Herman Chaniago- heran karena pertandingan perdana tersebut sepi penonton. Menurut dia, seharusnya banyak penonton yang hadir ke stadion. "Apa yang kurang? Semua sudah kami lakukan," katanya.
Ago menolak anggapan bahwa jumlah penonton minim karena kualitas turnamen yang rendah. Hal itu bisa dilihat dari materi pemain tim yang diundang. "Saya rasa tidak seperti itu. Mungkin, ini masih pertandingan pertama. Saya rasa, dengan penampilan timnas hari ini (kemarin, Red) penonton akan tertarik untuk hadir di pertandingan berikutnya," tuturnya. [jawapos]
Jumat, 22 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar