Selasa, 02 Desember 2008

Terinspirasi Kenangan Manis di Piala Asia 1968

Piala AFF
Terinspirasi Kenangan Manis di Piala Asia 1968
Memori manis jadi runner-up Piala Asia 1968 di Iran merupakan prestasi tertinggi Myanmar. Prestasi ini bakal jadi inspirasi timnas mereka menjalani Piala AFF 2008.

PADA era tersebut,Myanmar yang sebelumnya bernama Burma merupakan salah satu tim yang sangat disegani di Kawasan Benua Kuning.Tim seperti Korea Selatan (Korsel), Jepang,Pakistan,hingga India pernah merasakan kedigdayaan Myanmar saat itu. Modal itu pula yang membuat Soe Myat Min dkk tak gentar ketika ditempatkan satu pool dengan Singapura, Kamboja, dan tuan rumah Indonesia di Grup A.

Mereka optimistis akan survive bahkan mengulang kejayaan masa lampau. Prediksi itu bisa saja terealisasi mengingat Myanmar sanggup mempertahankan juara Grand Royal Myanmar Challenge (GRMC) 2008.Hal inilah yang patut diwaspadai tim di Grup A, tak terkecuali Indonesia yang akan bertemu mereka di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan,Jumat (5/12).

Menurut pilar timnas Ismed Sofyan,Myanmar bagai batu kerikil tajam yang siap memberi hambatan setiap lawannya. Indonesia telah merasakannya saat dipecundangi di partai final GRMC. Ismed berharap rekan-rekannya tidak hanya mengantisipasi Singapura sebagai lawan terkuat, tapi Myanmar pun layak diwaspadai sebagai kuda hitam Grup A. ”Bukan merendahkan Myanmar, tapi mereka telah berubah menjadi salah satu kekuatan sepak bola di Asia Tenggara,” kata Ismed kemarin.

Meski demikian, dia telah siap menjaga sisi kanan pertahanan Indonesia jika diturunkan pelatih saat menghadapi Myanmar.Apalagi, pria asal Bireuen, Aceh, ini telah mengenal karakter mereka seusai perjumpaan sebelumnya. Sementara Pelatih Myanmar Marcos Antonio Falopa enggan membicarakan perihal sejarah timnas Myanmar sebelumnya.Pelatih asal Brasil itu lebih senang ketika membahas mengenai persiapan timnya jelang pertandingan. ”Saya bukan melarang anak-anak mengenang sejarah masa lalu, tapi biarlah masa itu menjadi bagian tim ini.

Lebih baik saat ini pusatkan perhatian ke turnamen yang telah menanti di depan,” kata Falopa, seperti dikutip situs resmi Federasi Sepak Bola Myanmar (MFF). Falopa berharap sikap disiplin dan tidak terbawa angan-angan akan menjadi senjata ampuh pihaknya menghadapi turnamen ini.

Hal itu telah mereka lakukan ketika kali ketiga mempertahankan gelar Grand Royal Myanmar Challenge. ”Saya ingin mereka lakukan dulu yang terbaik.Jika itu dilakukan dengan teliti, saya pikir kenangan manis itu akan terulang. Bahkan, anak-anak dapat meraih ekspektasi tertinggi dengan menjuarai turnamen itu,”ungkapnya. [sindo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar