Minggu, 02 November 2008

Evaluasi Klub

Evaluasi Klub
Semua Rombak Skuad

Ketatnya persaingan Djarum ISL 2008 membuat sejumlah klub kelabakan. Evaluasi besar mereka lakukan guna memperbaiki penampilan di putaran kedua. Waktu dua bulan, hingga Januari, menjadi modal penting dalam merombak kekuatan.

Manajemen Deltras sudah membuat catatan tentang beberapa kelemahan skuad mereka. Materi yang dimiliki Deltras dinilai tak mampu bersaing. Selain faktor usia pemain lokal yang uzur, kualitas pemain asing juga pas-pasan.

“Faktor ini paling berpengaruh pada performa tim karena sebetulnya kalau pemain asing memiliki kemampuan di atas rata-rata, kekurangan tim bisa tertutupi,” kata Awan Yuliarto, asisten manajer Deltras.

Tak cuma itu, manajemen juga menemukan indikasi perpecahan dalam tim. “Kondisi tim tak kondusif. Selain itu, ada juga masalah mentalitas dan tingkah laku pada sejumlah pemain,” terang Awan.

Lain halnya dengan Persipura. Meski menjadi penguasa putaran pertama, itu tak membuat pelatih Persipura, Jacksen F. Tiago, puas. Dia tetap butuh suntikan tenaga baru di lini pertahanan guna mengantisipasi absennya Jack Komboy, Bio Pauline, dan Victor Igbonefo. Ia membidik pemain lokal.

“Evaluasi diperlukan karena akan tampil di dua event dan tenaga pemain pasti terkuras,” jelasnya.

Evaluasi Dua Tahap

Manajemen Persela lebih ekstrem lagi. Mereka akan melakukan dua tahap evaluasi. Gelombang pertama pencoretan empat pemain, salah satunya pemain asing. Namun, asisten manajer H. Fadeli menilai rasionalisasi ini bukan berarti pemain yang keluar kualitasnya rendah.

Evaluasi tahap kedua, lanjut Fadeli, akan dilakukan di ajang Copa Indonesia. “Jika dalam dua atau tiga pertandingan copa pemain yang diberi kesempatan tak menunjukkan kemajuan, kami akan lepas juga,” paparnya.

Manajer Persik, Iwan Budianto, dalam evaluasinya menilai tak ada yang salah dengan kinerja Danilo Fernando dkk. di putaran pertama. “Siapa pun akan menilai Persik mumpuni. Krisis finansial yang membuat prestasi kami naik-turun. Kalau ada pencoretan pemain, itu lebih ditujukan untuk mengurangi dan menutupi beban keuangan,” jelasnya.

Sementara itu, Persitara memilih untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan kemampuan mereka selama ini. Target tak terdegradasi yang dicanangkan Harry Ruswanto, sang manajer, rasanya akan tercapai jika persoalan keuangan bisa dibereskan. (BOLA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar